Kamis, 05 Desember 2013

Air dan api





Api meliuk-liuk menggerakkan tubuhnya
Bersenandung sinis pada jiwa jahanam
Berkuasa pada tahta yang bukan miliknya
Bercengkrama mesra pada biduk kemunafikan
Hawa panas disamarkan
Menjadi kehangatan yang mematikan
Kenyamanan ditawarkan di balik kenistaan
Menggrogoti tulang-tulang yang mendekat
Menghitamkan jiwa-jiwa yang nekat
Muka dua kobaran itu kian hebat
Tat kala angin datang meski sekelebat
Menyatu pada kekuatan sesat tak bersyarat
Menciptakan istana tak berkarat
Memenjarakan tulang-tulang yang tersesat
Ketika hawa jahanam itu berpesta pora
Jubah bening dengan sayap terbentang datang menyejukkan
Tak gentar
Tak pendar
Tak gusar
Merangkul nyala-nyala kesesatan
Meredamkan gejolak-gejolak penyesatan
Mendinginkan hawa menjadi perdamaian
Menyelamatkan tulang-tulang dari kenistaan.

Narasinya adalah
            Kita adalah manusia yang memiliki sifat berbeda antara satu dan  lainnya. Ada yang baik dan ada yang tidak baik. Dewasa ini untuk membedakan sifat antara keduanya cukup sulit. Maksudnya adalah, ada orang yang tidak baik berpura-pura menjadi baik ataupun sebaliknya. Namun, pada kenyataannya sering sekali kita temui orang-orang yang berpura-pura baik untuk mendapatkan semua yang diinginkan dan menghalalkan segala cara untuk kepuasannya sendiri dengan jalan merangkul orang-orang di sekitarnya untuk melakukan semua yang diperintahkannya dan secara perlahan nantinya orang-orang yang dirangkulnya itu akan dihancurkan.
            Mereka yang munafik dan bermuka dua tak pernah kehabisan cara untuk menghancurkan hidup orang lain. Mereka merebut sesuatu  yang  sebenarnya bukan milik mereka. Dengan cara yang licik, mereka mampu mengelabui orang lain yang lugu dan polos. Orang-orang seperti ini lebih berbahaya dibandingkan penjahat-penjahat lainnya. Namun, pada akhirnya nanti, sejahat apapun seseorang, ia akan menyadari bahwa yang dilakukannya itu salah dan tidak baik, apalagi jika mereka bertemu dengan orang yang bisa menuntun mereka ke arah yang lebih baik dan merubah sifat buruk mereka. Karena kejahatan itu harus dihadapkan pada kebaikan bukan pada kejahatan juga. Seperti api, ia harus bertemu dengan air supaya padam bukannya api. Pada akhirnya, kesabaran dan sikap positif lainnya lah yang menjadi kunci untuk mendamaikan sesuatu yang sedang bergejolak.


Sabtu, 30 November 2013

Mari Berkarya dengan Bahasa Indonesia

Assalamualaikum Wr.Wb
Yang terhormat dosen pemimbing Ibu Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd., dan teman-teman yang berbahagia.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat rahmat-Nya lah kita dapat berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat Walafiat. Tidak lupa pula kita hanturkan salawat dan salam kepada junjungan alam nabi besar kita Muhammad SAW.
Pada siang hari ini, saya akan menyampaikan tentang pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
            Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa pemersatu bangsa ini.  Dengan Bahasa Indonesia kita mampu berkomunikasi dengan masyarakat serta memudahkan kita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Akan tetapi, di Indonesia tidak hanya terdiri dari satu bahasa dan satu daerah saja, seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia memiliki banyak bahasa daerah dari setiap provinsi yang berbeda-beda, dan tidak semua masyarakat yang ada mengerti dan memahami bahasa daerah masing-masing, sehingga perlu adanya bahasa yang mampu dijadikan jembatan komunikasi bagi setiap masyarakat yang ada di negara ini. Inilah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia sangat penting bagi masyarakat Indonesia dan harus tetap dijunjung tinggi keberadaannya.  
            Melihat fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia, sungguh sangat disayangkan ketika melihat masih banyak masyarakat yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar bahkan ada yang tidak menggunakannya sama sekali. Apalagi era globalisasi saat ini yang semakin maju dan berkembang yang membawa pengaruh budaya luar ke Negara Indonesia yang menyebabkan perubahan pola pikir manusia terutama dalam penggunaan bahasa. Oleh sebab itu, perlu diterapkannya pengajaran Bahasa Indonesia secara baik dan benar serta tepat dalam lingkungan masyarakat Indonesia itu sendiri.
            Nah, bagimana caranya? Pertanyaan inilah yang sekarang sedang dicari solusinya oleh Pemerintah dan tentunya kita sebagai penerus bangsa. Di sekolah-sekolah diseluruh Indonesia sudah diterapkan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kepada peserta didik. Dalam pengajaran ini, kita tidak hanya dituntut untuk berbicara dengan menggunakan Bahasa Indonesia saja akan tetapi, kita juga diajarkan bagaimana memilih dan menggunakan kata-kata yang tepat, ilmu-ilmu Bahasa Indonesia yang perlu kita ketahui, lalu kita juga belajar tentang jeda,intonasi, tekanan, kalimat, dan masih banyak lagi yang akan kita dapatkan serta harus kita pahami dan terapkan dalam kehidupan nyata tentang pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini. Agar pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini tepat sasaran dan tujuannya, pendidik harus menggunakan metode dan cara yang tepat dalam proses belajar mengajar.
            Dengan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang ada di sekolah-sekolah serta di tempat bimbingan belajar lainnya diharapkan dapat menyadari dan membangun kepedulian masyarakat untuk menggunakan dan menjadikan Bahasa Indonesia itu sebagai jati diri bangsa. Dengan Bahasa Indonesia, kita juga bisa menggali dan mengembangkan inovasi dan kreativitas kita untuk berkarya, baik itu berkarya dalam sastra maupun dalam pengajaran Bahasa Indonesia  itu sendiri. Jika kita mampu menerapkan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta berkarya di dalamnya tentu permasalahan dalam penggunaan dan penerapan Bahasa Indonesia bisa diatasi.
            Jangan sampai mencintai bahasa asing lalu Bahasa Indonesia dilupakan, junjung tinggi bahasa persatuan kita, Bahasa Indonesia. Mari berkarya dengan Bahasa Indonesia.
            Demikianlah yang dapat saya sampaikan, saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Assalamualaikum Wr.Wb

Perjalanan ke Mantang



BAB I
PENDAHULUAN


I.                   Latar Belakang

            Perjalanan ke Mantang ini untuk meneliti tradisi-tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Mantang yang mana mereka masih sangat menjunjung tinggi adat dan budaya yang telah turun temurun diwariskan oleh nenek moyang mereka.
            Mantang merupakan pulau kecil yang terdiri dari 4 bagian, yaitu Mantang Lama, Mantang Riau, Mantang Besar, dan Mantang Baru. Sebagian besar penduduk Mantang bermata pencaharian sebagai nelayan, karena ditinjau dari wilayahnya yang berupa lautan.
            Mantang merupakan tempat lahirnya kesenian Mak Yong. Mak Yong merupakan jenis permainan sandiwara yang diiringi musik dan dimainkan sekitar dua puluh orang. Kesenian ini tidak banyak dikenal oleh masyarakat perkotaan, akan tetapi Pulau Mantang tetap melestarikannya dan bahkan pernah mementaskan Mak Yong ini sampai ke luar negeri.

II.                Tujuan

a)            Untuk mengetahui dan memahami kehidupan masyarakat Mantang.
b)            Untuk mengetahui dan memahami tradisi-tradisi serta adat dan budaya yang ada di Mantang.
c)            Mengenal kesenian Mak Yong yang ada di Mantang.





BAB II
PEMBAHASAN

Mantang merupakan sebuah pulau kecil yang terdapat diseberang Kijang. Untuk pergi ke sana kita harus menggunakan kendaraan laut seperti pompong terlebih dahulu. Mantang tebagi atas empat bagian, yaitu Mantang Riau, Mantang Lama, Mantang Besar, dan Mantang Baru.Dahulu untuk nama Mantang Lama sendiri adalah Kayu Arang, tetapi karena ada pergantian camat yang baru maka terjadilah perubahan nama tersebut. Sedangkan untuk nama Mantang Baru dahulunya adalah Kampung Baru, dan untuk Mantang besar nama awalnya adalah Kampung Mantang serta untuk Mantang Riau dahulunya disebut Kampung Riau. Sedangkan untuk kelurahannya sendiri terbagi atas 3, yaitu Kelurahan Mantang lama dan Mantang Riau satu kelurahan, lalu Kelurahan Mantang Besar, dan Kelurahan Mantang Baru. Kesemua Mantang ini berdiri pada satu tanah.
Mayoritas masyarakat Mantang bermata pencaharian nelayan, karena sebagian wilayah Mantang berupa lautan. Kegiatan nelayan pun bervariasi ada yang memasang jaring, memasang bubu, menangkap kepiting, dan lain sebagainya. Hasil tangkapan para nelayan ini nantinya akan dijual dengan toke-toke Cina yang ada di Kijang ataupun di pelantar dua yang kemudian akan didistribusikan ke daerah Kepulauan Riau serta ke luar negeri.
Persaudaraan masyarakat Mantang sangat erat sekali, hal ini dapat dilihat dari setiap mengadakan kegiatan seperti perkawinan, pengajian, dan memperingati hari-hari besar nasional maupun islam, mereka selalu bergotong-royong untuk mengadakan kegiatan tersebut. Sebagai contoh jika suatu keluarga yang ingin mengadakan acara perkawinan, maka warga setempat akan ikut membantu pelaksanaan acara tersebut, baik itu membantu dalam hal hidangan masakan ataupun pada proses pemasangan alat-alat yang diperlukan untuk acara tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh seorang warga Mantang yang bernama Pak Mukhtar bahwa masyarakat Mantang masih menjunjung tinggi rasa persaudaraan antar sesamanya, sehingga segala sesuatu yang ada pada kehidupan masyarakat Mantang dapat berjalan dengan lancar dan harmonis tentunya. Mereka juga sangat menjunjung tinggi adat dan budaya setempat yang telah diturunkan oleh nenek moyang mereka, walaupun adat dan budaya tersebut sudah sedikit mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Mantang sangat terkenal dengan kesenian Mak Yong, yang konon katanya merupakan kesenian asli dari Mantang yang didirikan oleh Alm. Pak Khalik, dan sekarang diketuai oleh Pak Ali. Mak Yong merupakan permainan sandiwarayang dimainkan pada hari-hari besar yang mana pada Mak Yong ini menggunakan bahasa tradisi atau bisa dikatakan memakai bahasa melayu lama yang sulit sekali untuk dipahami bagi orang awam. Mak Yong tidak hanya menampilkan sandiwara peran saja, Mak Yong juga menyuguhkan tarian dan musik pengiring yang disejalankan dengan sandiwara tersebut.Untuk pemain Mak Yong secara keseluruhan membutuhkan sekiranya dua puluh orang pemain. Tidak sembarang orang bisa memainkan kesenian Mak Yong ini, terutama pada penggunaan bahasa melayu lama, harus dipelajari terlebih dahulu dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar empat bulan atau lebih. Pementasan Mak Yong ini sendiri biasanya menampilkan cerita-cerita kebangsawanan seperti Wak Prambon, Raja Busung Sakti, Mentimun Muda dan lain sebagainya.Adapun nama sanggar tempat Mak Yong ini bernama “Putri Bungsu Sakti”. Kesenian Mak Yong ini sudah pernah tampil ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
Ada satu tradisi yang dilakukan sebelum mementaskan Mak Yong ini, yaitu membuka tanah. Artinya adalah meminta izin terlebih dahulu pada penjaga tempat dimana akan dilaksanakannya Mak Yong tersebut dengan menyirahkan kemenyan dan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an oleh utusan dari acara tersebut. Hal ini bertujuan untuk dipermudahkannya dalam pementasan Mak Yong tersebut.
Selain tradisi yang terdapat pada pementasan Mak Yong, ada pula proses dalam penyambutan tamu terutama jika pejabat-pejabat yang datang. Masyarakat Mantang akan menyambutnya dengan tradisi seperti permainan Gazal atau kompang, yang mana terdiri dari ibu-ibu PKK dan karang taruna yang ada disana.
Tidak hanya tradisi dalam proses penyambutan tamu saja, tetapi ada juga tradisi lain seperti tata cara penyajian hidangan makanan dalam suatu acara. Cara menyajikan makanan pada tamu harus sesuai dengan aturan dan aturan tersebut tidak pernah dilanggar sampai sekarang. Untuk menjamu tamu harus meletakkan maksimal lima piring makanan dalam satu nampan, dan dalam pengambilan makanan tersebut harus berurutan tidak boleh berebutan. Tata letak tempat duduk untuk para tamu pun harus diatur, tidak boleh sembarangan. Yang mana orang yang memiliki kedudukan yang tinggi harus diutamakan terlebih dahulu kemudian masyarakat lainnya. Orang tua dahulu dalam menyajikan makanan menggunakan keris pada pakaiannnya, tetapi sekarang tidak lagi. Jika dalam penyajian makanan tersebut tidak menggunakan tata cara yang sudah ditentukan akan ditegur bahkan dulunya sampai ditendang. Setelah makanan sudah tersaji, seorang penghulu balai membuka terlebih dahulu tudung saji yang telah tersedia kemudian barulah disantap bersama-sama.
Sekarang ini sudah banyak perubahan yang terjadi di Mantang, satu diantara perubahan itu adalah model rumah masyarakat di sana. Dahulu, rumah itu di bangun dengan menggunakan daun kelapa dan papan yang biasa kita sebut dengan rumah panggung, akan tetapi sekarang ini dengan adanya bantuan dari pemerintah setempat maka rumah-rumah masyarakat Mantang berubah menjadi lebih baik dengan menggunakan bahan bangunan yang lebih kuat lagi.
Masyarakat Mantang dulunya juga masih memegang kepercayaan akan mitos seperti tidak boleh keluar pada waktu maghrib ataupun anak gadis tidak boleh makan di depan pintu. Hal ini masih dipercaya juga untuk beberapa masyarakat di sana. Seperti yang sampaikan oleh Pak Hatta, salah satu penduduk Mantang bahwa dulunya untuk melihat anak gadis saja sulit sekali apalagi membawa anak gadis itu keluar karena adat yang sudah ditentukan. Mereka masih memiliki kesopanan dan rasa malu dalam diri mereka serta masih memegang teguh agama Islam yang dianutnya. Tetapi karena perubahan zaman inilah, nilai-nilai moral sedikit bergeser dan itu juga terjadi di Mantang.







BAB III
PENUTUP

                        Walaupun Mantang merupakan pulau kecil yang mungkin kurang terjamah oleh masyarakat perkotaan, akan tetapi masyarakat di sini sangat menerima dan terbuka dengan siapa saja yang datang ke pulau ini, karena seperti yang sudah dipaparkan di atas bahawa mereka menjunjung tinggi rasa persaudaraan antar sesama.
            Perjalana ke Mantang banyak memberikan pelajaran untuk kami sebaga generasi penerus bangsa bahwa memang sudah seharusnya kita menjunjung tinggi adat dan budaya dimana tempat kita berpijak, menanamkan rasa persaudaran antar sesama dan juga harus melestarikan kesenian dan hal lain yang kita punya agar tetap terjaga.

Organisasi



            Organisasi merupakan wadah atau tempat dimana kita bisa saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan melalui visi dan misi yang telah disepakati bersama. Dalam berorganisasi kita harus memiliki jiwa kepemimpinan demi kemajuan dan kesuksesan organisasi yang telah dibentuk bersama. jiwa kepemimpinan adalah kemampuan kita untuk memimpin jalannya organisasi dan bisa saling mempengaruhi antar sesamanya menuju ke arah yang lebih baik demi tercapainya tujuan organisasi. Dalam berorganisasi, kita harus bisa saling menghargai kedudukan satu dengan yang lainnya dan tidak saling menjatuhkan
            Berorganisasi adalah kegiatan yang mempunyai struktur yang jelas dan bersistem. Artinya, dalam organisasi sudah tersusun dengan sangat jelas kedudukan masing-masing anggota sesuai dengan kemampuannya serta mempunyai aturan yang harus dipatuhi oleh semua anggota yang bernaung di dalamnya. Dalam menjalankan organisasi, kita harus memiliki manajemen strategis yang jelas agar organisasi dapat bertahan lama dan sukses menjacapai tujuannya. Kita dapat menjumpai banyak sekali organisasi-organisasi yang telah dibentuk, meliputi organisasi dalam perusahaan, sekolah, intansi pemerintahan, dan organisasi di luar lainnya baik itu organisasi yang dibentuk secara formal maupun informal.
            Dalam organisasi, harus memiliki struktur organisasi yang jelas dan teratur. Hal ini bertujuan agar setiap anggota yang ada di dalamnya dapat menjalankan tugasnya masing-masing dan terarah. Pada karangan ini akan dibahas mengenai organisasi yang berskala kecil yang ada di kelas di setiap sekolah-sekolah. Organisasi kelas ini dijalankan oleh para siswa/i yang dibimbing oleh wali kelasnya masing-masing. Organisasi ini melatih siswa agar  mampu melaksanakan tugas yang sudah diberikan dengan sepenuh hati dan dapat mempertanggungjawabkan atas segala hal yang diperbuatnya dalam menjalankan kegiatan organisasi yang ada di kelas.
            Organisasi kelas ini memiliki struktur organisasi yang fungsional, artinya struktur yang tunggal dan standar. Lihat bagan struktur organisasi kelas di bawah ini !


Struktur Organisasi Kelas
(Struktur Fungsional)


 
























Pada gambar struktur kelas di atas tampak jelas kedudukan masing-masing anggota organisasi dan tugasnya masing-masing. Struktur organisasi kelas dikatakan sebagai struktur fungsional karena pada organisasi ini hanya terdapat satu divisi setiap bidangnya. Artinya, satu divisi atau bidang itu tidak dibagi lagi menjadi divisi-divisi yang bercabang. Hal ini akan lebih memudahkan anggota dibidangnya masing-masing untuk menjalankna tugasnya.
            Dalam berorganisasi tentu sudah ditetapkan kedudukan dan tugasnya masing-masing. Pertama yang akan dibahas adalah kedudukan dan tugas ketua. Ketua merupakan kedudukan yang utama dan paling tinggi jika dibandingkan dengan kedudukan anggota lainnya. Adapun tugas dari ketua atau pemimpin yaitu, mengontrol dan memimpin jalannya organisasi dan kegiatan yang ada di dalamnya. Seorang pemimpin merupakan orang yang mampu mempengaruhi anggotanya menuju ke arah yang lebih baik terutama dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Ketua atau pemimpin memiliki tanggungjawab yang besar dalam organisasi.
            Kedua, tugas sebagai seorang wakil ketua yaitu membantu ketua dalam mengawasi dan menjalankan kegiatan organisasi serta hal-hal lainnya yang menyangkut tentang organisasi. Ketiga, tugas sebagai sekretaris yaitu menjadi notulen dalam setiap rapat yang di adakan organisasi, membantu ketua untuk menyusun perencanaan-perencanaan kegiatan organisasi serta membantu ketua dalam menyiapakan proposal dan laporan kegiatan organisasi. Keempat, tugas sebagai bendahara yaitu mengatur semua keuangan dalam organisasi dengan pengawasan dari ketua. Dan yang kelima, yaitu tugas dari setiap anggota divisi adalah menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan kemampuan dibidangnya demi menunjang keberhasilan organisasi.
            Dalam organisasi, kita ditempah untuk memiliki jiwa seorang pemimpin yang berani. Tidak hanya itu saja kita juga dilatih untuk jujur, adil, bekerja keras, serta bertanggungjawab dalam setiap menjalankan tugas yang diberikan. Karena kita adalah pemuda harapan bangsa yang merupakan cikal bakal pemimpin di masa depan. Oleh karena itulah, kita harus membiasakan diri sejak dini untuk ikut berorganisasi agar kelak akan mempermudah kita untuk memimpin negeri ini.

Morfologi



Bab 1
Pembahasan


            1.1 Kata Ulang
                        Kata ulang adalah proses pengulangan kata atau unsur kata. Pengulangan kata        terjadi karena adanya proses morfologis. Proses morfologis yang mengubah sebuah           leksem menjadi kata setelah mengalami proses tersebut. Dalam istilah  lain, kata         ulang juga bisa disebut reduplikasi.

                        1.1.1 Jenis –Jenis Kata Ulang
                        Kata ulang terbagi beberapa jenis, yaitu :

1.   Dwipurwa (kata ulang sebagian) adalah reduplikasi atas suku kata awal. Vokal dari suku kata awal mengalami pelemahan dan bergeser ke posisi tengah menjadi e pepet.
      Contoh: tetangga, leluhur, leluasa.
      Di antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata  ulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman.

2.   Dwilingga (kata ulang utuh atau penuh) adalah reduplikasi atas seluruh bentuk dasar (bisa kata dasar maupun kata berimbuhan).
     Contoh: rumah-rumah, kejadian-kejadian.

3.   Dwilingga salin suara (berubah bunyi) adalah reduplikasi atas seluruh bentuk dasar yang salah satunya mengalami perubahan suara pada suatu fonem atau lebih.
     Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur.

4.   Kata ulang berimbuhan adalah reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik pada lingga pertama maupun pada lingga kedua.
     Contoh: bermain-main, tarik-menarik.


5.   Kata ulang semu adalah kata yang sebenarnya merupakan kata dasar dan bukan hasil pengulangan atau reduplikasi. Contoh: laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, empek-empek.

                        Selain jenis-jenis di atas, ada sebagian pakar linguistik memebagi  kata ulang          berdasarkan makna atrau arti. Jenis-jenis berdasarkan makna, antara lain :

1.       Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut benda).
Contoh: meja-meja
2.       Kata ulang berubah bunyi yang memiliki makna idiomatis.
 Contoh: bolak-balik
3.       Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut proses).
Contoh: melihat-lihat
4.       Bentuk ulang yang seolah-olah merupakan kata ulang.
Contoh: kupu-kupu
5.       Bentuk ulang dwipurwa.
 Contoh: dedauna

            Selain itu ada juga yang membagi kata ulang menurut makna yang lain, yaitu:

1.      Jamak (tak tentu). Contoh: Buku-buku itu telah kusimpan dalam lemari.
2.      Bermacam-macam. Contoh: pohon-pohonan, buah-buahan.
3.      Menyerupai. Contoh: kuda-kuda, anak-anakan, langit-langit, mobil-mobilan, rumah-rumahan, kayu-kayuan.
4.      Melemahkan (agak). Contoh: kekanak-kanakan, kebarat-baratan, sakit- sakitan.
5.      Intensitas (kualitas, kuantitas, atau frekuensi). Contoh: kuat-kuat, kuda-kuda, mondar-mandir.
6.      Saling (berbalasan). Contoh: bersalam-salaman, tikam-menikam.
7.      Kolektif (pada kata bilangan). Contoh: dua-dua, tiga-tiga, lima-lima.
8.      Dalam keadaan. Contoh: mentah-mentah, hidup-hidup.
9.      Walaupun (meskipun). Contoh: kecil-kecil.
10.  Perihal. Contoh: masak-memasak, jahit menjahit.
11.  Tindakan untuk bersenang-senang. Contoh: makan-makan, duduk-duduk, tidur-tiduran, membaca-baca, berjalan-jalan.
12.  Agak. Contoh: kehijau-hijauan, kemerah-merahan.
13.  Tindakan yang dilakukan berkali-kali. Contoh: berkali-kali.
14.  Himpunan. Contoh: berjam-jam.
15.  Perbalasan (pekerjaan). Contoh: kunjung-mengunjungi, tuduh-menuduh, tolong-menolong.

            Sedangkan dalam bahasa Melayu dikenal kata ulang atau reduplikasi sebagai berikut :

1.       Reduplikasi fonologis, yaitu pengulangan fonem tanpa terlalu banyak mengubah arti dasar
2.       Reduplikasi morfologis, yaitu pengulangan morfem, misalnya: papamama
3.       Reduplikasi sintaktis, yaitu pengulangan morfem yang menghasilkan klausa, contoh :  "malam-malam pekerjaan itu dikerjakannya", artinya "walau sudah malam hari, pekerjaan itu tetap dikerjakannya"
4.       Reduplikasi gramatikal, yaitu  pengulangan fungsional dari bentuk dasar yang meliputi reduplikasi morfologis dan sintaksis
5.       Reduplikasi idiomatis atau 'kata ulang semu', adalah pengulangan kata dasar yang menghasilkan kata baru, contoh "mata-mata" artinya agen rahasia.
6.       Reduplikasi non-idiomatis, yaitu pengulangan kata dasar yang tidak mengubah makna dasar, contoh "kucing-kucing"


1.2 Komposisi atau Kata Majemuk

Kata majemuk atau kompositum adalah gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan arti baru. Kata majemuk yang telah melebur menjadi kata baru dan sudah bernyawa, yang morfem dasarnya sama sekali tidak lagi menonjol, disebut kata majemuk senyawa. Pengertian lain tentang kata mejemuk yaitu gabungan morfem dasar yang             seluruhnya berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis, gramatikal, dan semantis yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan. Pola khusus tersebut membedakannya dengan frasa atau gabungan kata--gabungan morfem yang bukan kata majemuk. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kamar mandi adalah kata majemuk, sedangkan baju hijau adalah frasa.
                        Kata majemuk dibentuk oleh proses pemajemukan atau komposisi yang      merupakan proses morfologis, sedangkan frasa dibentuk oleh proses sintaksis. Kata     majemuk dalam bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri, yaitu:

a.    Ketaktersisipan yang berarti di antara unsur-unsur kompositum tidak dapat disisipi apa pun.
b.   Ketakterluasan yang berarti setiap unsur kompositum tidak dapat diimbuhkan kecuali sekaligus.
c.    Ketakterbalikan yang berarti unsur kompositum tidak dapat dipertukarkan.
d.   Gabungan itu membentuk satu arti yang baru.
e.    Gabungan itu dalam hubungannya ke luar membentuk satu pusat, yang menarik keterangan atas kesatuan itu, bukan atas bagian-bagiannya.
f.    Biasanya terdiri dari kata-kata dasar.
g.   Frekuensi pemakaiannya tinggi.
h.   Terutama kata-kata majemuk yang bersifat endosentris, terbentuk menurut hukum DM (Diterangkan mendahului Menerangkan).

                       
                        Pembentukan komposisi adalah untuk mewadahi konsep-konsep yang ada dalam kehidupan nyata tetapi belum ada kosakatanya dalam bentuk tunggal. Dilihat            dari segi semantik, semakin luas komposisi itu maka maknanya semakin “sempit”.

                        1.2.1 Pembedaan Kata Majemuk
                                    1.2.1.1 Berdasarkan Cara Penulisannya

                        A. Kata Majemuk senyawa
                        Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisannya                                 dirangkaikan. Seolah-olah telah melebur menjadi satu kata baru
                        Misalnya: matahari, hulubalang, bumiputra

                        b.Kata majemuk tak-senyawa
                        Kata majemuk tak-senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisan morfem                   -morfem dasarnya tetap terpisah. Misalnya: sapu tangan, kumis kucing,                                  cerdik pandai

                        1.2.1.2 Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Kelas Kala                                                      Pembentuknya
                        Berdasarkan kelas kata pembentuknya. Kata majemuk dapat dibedakan atas:

                        a. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata benda
                        Misalnya: kapal udara, anak emas, sapu tangan.

                        B. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata kerja
                        Misalnya: kapal terbang, anak pungut, meja makan.

                        C. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata sifat
                        Misalnya: orang tua, rumah sakit, pejabat tinggi

                        d. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata benda
                        Misalnya: panjang tangan, tinggi hati, keras kepala

                        e. Kata majemuk yang terdiri atas kata bilangan + kata benda
                        Misalnya: pancaindera, dwiwarna, sapta marga.

                        F. Kata majemuk yang terdiri atas kata kerja + kata kerja
                        Misalnya: naik turun, keluar masuk, pulang pergi.

                        G. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata sifat
                        Misalnya: tua muda, cerdik pandai, besar kecil.

                        1.2.1.3 Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Hubungan Kata                                             Pembentuknya Ditinjau dari segi hubungannya.

1.         Kata majemuk yang morfem pertama nya merupakan awalan (prefiks). Seperti: pra-sarana, prasejarah, tanadil.

2.         Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan pangkal kata. Seperti: rumah sakit, kapal udara, meja belajar.
3.         Kata majemuk'yang morfem keduanya merupakan pangkal kata. Seperti: maha-siswa, bumiputra, purbakala.

4.         Kata majemuk yang morfem pertamanya mempunyai hubungan sederajat dengan morfem keduanya. Seperti naik turun, besar kecil, pulang pergi, sanak saudara.

1.2.2 Contoh-contoh Kata Majemuk

                        1. Kalimat majemuk setara
                        Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-tiap                  unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara.
                        Contoh:
                        A. Saya akan datang ke rumahmu sekarang atau nanti malam.
                        B. Dia sangat baik hati dan suka menolong.

                        2. Kalimat majemuk bertingkat
                        Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan                                 semantis antara klausa yang membentuknya.
                        Contoh:
                        Saya mengerjakan pekerjaan itu sampai larut malam agar besok pagi dapat             mengumpulkannya.

                        3. Kalimat majemuk campuran
                        Kalimat yang hubungan antara pola-pola kalimat itu ada yang sederajat dan                        ada yang bertingkat.
                        Contoh:
                        Setelah saya bangun tidur, saya mandi, berganti pakaian, sarapan, lalu                                 berangkat ke sekolah.






Daftar pustaka

Arifin, E. Zaenal, dkk.2009.Morfologi Bentuk, makna, dan Fungsi.Jakarta: Grasindo
 Alwi, Hasan et al., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,   2003
www.id.wikibooks.org.wiki.Bahasa Indonesia.Kata ulang
Keraf, Gorys. 1991. "Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia". Jakarta: Grasindo.
Darmayanti, Nani. 2007. “Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Madia (Kelas X1).”  Bandung: Grafindo Media Pratama.